Minahasa Utara – Kapal penumpang KM Barcelona VA yang terbakar di perairan Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu, 20 Juli 2025, diketahui dimiliki oleh perusahaan pelayaran PT Surya Pacific Indonesia (SPI).
Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Manado menuju Tahuna, Kepulauan Sangihe, sebelum insiden kebakaran terjadi sekitar pukul 14.00 WITA, sekitar 10 mil barat laut dari Likupang, tak jauh dari Pulau Talise.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, Muhammad Masyhud, menyatakan bahwa seluruh penumpang telah berhasil ditemukan, baik yang selamat maupun yang meninggal dunia.
“Rincian lengkap akan disampaikan setelah proses pendataan selesai,” ujarnya, dikutip dari Tempo.co pada Senin, 21 Juli 2025.
Pemilik dan Riwayat Kapal
Mengutip laporan Tempo.co, PT Surya Pacific Indonesia merupakan salah satu operator kapal laut terbesar di Manado. Selain KM Barcelona VA, perusahaan ini juga memiliki armada lain seperti KM Barcelona I, KM Barcelona II, KM Barcelona IIIA, dan KM Venecian yang beroperasi di rute wilayah Maluku.
KM Barcelona VA sendiri memiliki spesifikasi panjang 66,82 meter, lebar 9 meter, dan dalam 2,9 meter, dengan kapasitas 1.106 GT dan bobot isi bersih 518 ton. Kapal ini baru dibuat pada tahun 2020 dan terdaftar dengan nomor 2021 KKb Nomor 1918/L.
Masih dari sumber yang sama, nama pengurus PT Surya Pacific Indonesia yang tercatat dalam laman Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Ambon Kemenkes adalah Hansje.
Dugaan Ledakan dari Ruang Mesin
Sementara itu, Kepala Staf Komando Armada (Koarmada) TNI Laksamana Muda Eko Wahjono menduga bahwa kebakaran disebabkan oleh ledakan yang terjadi di ruang mesin.
“Itu mungkin ada yang meledak. Kan ini pada bingung semua. Tentu meledak dari ruang mesin,” ungkap Eko di Muara Angke, Jakarta.
Namun, Eko enggan berspekulasi lebih jauh terkait penyebab pasti dan menyebutkan bahwa fokus utama pihaknya adalah proses evakuasi para penumpang.
Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan kobaran api dan asap tebal dari dek atas kapal, sementara para penumpang – termasuk anak-anak – tampak panik dan berusaha menyelamatkan diri, sebagian melompat ke laut sebelum bantuan datang.