Berita  

Kecamatan Tallo gelar apel siaga Trantibum di Al Markaz perkuat sinergi TNI Polri

Berita Makassar

Peserta apel siaga Trantibum lima kecamatan berfoto usai kegiatan di Al-Markaz Makassar.
Peserta apel siaga Trantibum dari Kecamatan Tallo, Bontoala, Wajo, Ujung Pandang, dan Ujung Tanah berfoto usai apel di halaman Masjid Al-Markaz, Makassar, Jumat 07/11/2025, dokumentasi istimewa.
Banner DPRD Makassar

Rumipos.com Makassar, Senin, 9/11/2025 — Apel siaga ketertiban dan ketenteraman umum (Trantibum) lintas kecamatan digelar di halaman Masjid Al-Markaz, Jumat, 07/11/2025. Apel diikuti unsur Kecamatan Tallo, Bontoala, Wajo, Ujung Pandang, dan Ujung Tanah. Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin hadir memimpin penguatan koordinasi, didampingi Camat Tallo Ramil Lallo bersama jajaran Tripika, Satlinmas, LPM, dan organisasi kepemudaan tingkat kecamatan.

Penguatan harmoni dan kesiapsiagaan lintas wilayah

Apel siaga ini mengusung tema “Merajut Harmoni Membangun Kebersamaan untuk Makassar Aman & Mulia”. Pemerintah kota menekankan pentingnya kerja bersama dalam menjaga ketertiban, pelayanan publik, serta pencegahan potensi gangguan di level kelurahan dan kecamatan.

Wali Kota Munafri menyapa peserta apel yang terdiri atas aparat kewilayahan, Satlinmas, perwakilan TNI–Polri, dan elemen masyarakat. Agenda dimulai dengan pemeriksaan barisan, dilanjutkan pengarahan mengenai pola kerja kolaboratif, penajaman kanal pelaporan warga, dan kesiapan respon cepat saat terjadi kerawanan lingkungan.

Camat Tallo Ramil Lallo memimpin rombongan dari Kecamatan Tallo. Dokumentasi resmi menampilkan jajaran Tripika Tallo berdiri bersama unsur TNI setelah apel usai sebagai simbol penguatan koordinasi lintas institusi. Kehadiran unsur TNI dan Polri mempertegas dukungan pengamanan wilayah serta pendampingan pembinaan masyarakat di tingkat RW dan RT.

Tema harmoni menjadi penekanan utama untuk merawat suasana kondusif di pusat keramaian, jalur transportasi, dan titik kegiatan warga. Aparat kewilayahan diarahkan lebih proaktif mengidentifikasi jam rawan maupun lokasi yang membutuhkan penataan, termasuk pengaturan parkir, pengawasan kegiatan malam, serta pengendalian potensi konflik sosial.

Pemkot mendorong tiap kecamatan menyiapkan rencana kerja adaptif yang dapat diaktifkan sesuai kebutuhan. Pendekatan ini menggabungkan pencegahan berbasis data, edukasi warga, dan penindakan proporsional ketika ditemukan pelanggaran yang mengganggu ketertiban umum.

Koordinasi lintas wilayah juga ditujukan agar informasi dari satu kecamatan cepat terhubung dengan kecamatan lain, terutama ketika gangguan berpotensi berdampak ke area sekitar. Mekanisme ini membantu patroli gabungan memetakan pergerakan massa, pola keramaian, dan jalur evakuasi bila terjadi keadaan darurat.

Fokus kolaborasi, peran warga, dan tindak lanjut lapangan

Usai apel, unsur kecamatan bersama TNI–Polri menginventarisasi beberapa langkah tindak lanjut. Arahannya meliputi pencegahan dini, respons cepat, serta pemulihan kondisi agar aktivitas warga tetap berjalan normal. Berikut beberapa poin kerja yang disepakati di lapangan.

  • Penyesuaian jadwal patroli gabungan pada jam dengan mobilitas warga tinggi di lima kecamatan.

  • Penguatan posko informasi di kelurahan untuk menampung laporan, keluhan, dan aduan darurat.

  • Kolaborasi Bhabinkamtibmas, Babinsa, Satlinmas, dan perangkat kelurahan guna mempercepat alur penanganan insiden.

  • Edukasi warga tentang tata tertib lingkungan, etika berkegiatan di ruang publik, dan pemakaian kanal pengaduan resmi.

  • Pemantauan berkelanjutan pada titik kumpul masyarakat dan area perdagangan untuk mencegah kemacetan serta kerumunan tidak tertib.

Keterlibatan lembaga kemasyarakatan seperti LPM dan organisasi pemuda tingkat kecamatan dipandang krusial untuk memperluas jangkauan sosialisasi. Aparat mengajak tokoh masyarakat menjadi penggerak keteladanan, mulai dari tertib parkir, menjaga kebersihan, hingga menghindari perilaku yang berisiko memicu gangguan.

Partisipasi aktif warga menjadi kunci keberhasilan program Trantibum. Pemerintah kota mengimbau masyarakat segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan atau potensi kerawanan. Laporan yang cepat dan akurat memudahkan petugas melakukan verifikasi dan tindakan penanganan sesuai prosedur.

Melalui apel siaga di Al-Markaz, pemerintah kota menegaskan kembali komitmen terhadap keamanan dan ketertiban. Sinergi administratif dan operasional antara Pemkot, TNI–Polri, serta unsur masyarakat diharapkan menjaga ritme kota tetap kondusif. Lima kecamatan yang terlibat akan melanjutkan koordinasi rutin untuk memastikan kebijakan dan patroli di lapangan berjalan konsisten.

Di sisi lain, penguatan Trantibum juga diarahkan untuk menopang agenda ekonomi warga. Lingkungan yang aman dan tertib memberikan kepastian bagi pelaku usaha, memudahkan kegiatan perdagangan, dan mendukung perputaran ekonomi lokal. Dengan kolaborasi berkelanjutan, Pemkot menargetkan layanan publik semakin responsif, aduan warga tertangani lebih cepat, dan gangguan sosial berkurang secara signifikan.

Pada akhirnya, apel siaga ini menjadi pengingat bahwa keamanan kota adalah kerja bersama. Pemerintah, aparat, dan warga saling mengisi peran agar Makassar semakin aman, nyaman, dan inklusif bagi semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *