Komisioner KPU dapat Teguran Dari DKPP RI Buntut Pemecatan PPS di Tamalate Makassar

Salinan dari Blue White Modern News Twitter Post 1 11zon
Photo (ist)

rumipos.com – MAKASSAR-Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik Indonesia (DKPP RI) dalam surat keputusannya Nomor 108 -PKE-DKPP/VIII/2023 memutuskan menjatuhkan sanksi terhadap 4 komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota makassar.

Tri Sasro Amsir mengatakan, pada hari Rabu tanggal 25 oktober kemarin DKPP RI menggelar sidang pembacaan putusan di Kantor DKPP RI dan dilaksanakan secara daring, dihadiri oleh pihak pihak pengadu (8 pps tamalate bersama kuasa hukum), pihak teradu dalam hal ini 4 Komisioner KPU Kota Makassar, serta para pihak. Dari hasil sidang tersebut terbitlah Surat Keputusan.

dprd Makassar

“4 orang komisioner KPU Kota Makassar dinyatakan melanggar kode etik serta dijatuhi sanksi oleh DKPP RI”, ungkap Kuasa hukum 8 pps Tamalate, kamis (26/10/2023).

Lebih lanjut Tri mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada 4 Komisioner KPU Kota Makassar diakibatkan perbuatannya karena melanggar kode etik penyelenggara, dimana dalam proses pemecatan 8 PPS tidak sesuai dengan Surat Keputusan KPU RI Nomor 337 tahun 2020 serta beberapa peraturan KPU Lainnya.

“Komisioner KPU Kota Makassar, Muh faridl Wajdi, Endang sari, M.gunawan Mashar, serta Abd. rahman, keempatnya mendapatkan sanksi peringatan dari DKPP RI”, katanya.

Tri mengatakan bahwa semoga dengan kasus ini komisioner KPU khususnya Kota Makassar, dapat belajar lebih teliti dan bijaksana lagi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selaku penyelenggara pemilu.

“Kasihan kalau begini, kita telah menghakimi para PPS dengan cara yang keliru”, pungkasnya.

Diketahui bahwa 8 PPS Tamalate melalui kuasa hukumnya melaporkan tindakan Komisioner KPU Kota Makassar ke DKPP RI diregistrasi dengan perkara Nomor : 108-PKE-DKPP/VIII/2023.

Muhammad Nur Syahid Munsi, salahsatu dari 8 pps Tamalate menyampaikan kekecewaannya atas putusan yang diberikan kepada salahsatu komisioner KPU Kota Makassar.

“Saya sedikit kecewa, sebab sanksi yang diberikan oleh DKPP hanya sekedar peringatan saja, bukan peringatan keras atau pemberhentian tetap. Karna dalam hemat saya, seseorang yang telah dijatuhi sanksi sebelumnya, dengan pelanggaran yang sama seharusnya mendapatkan sanksi yang lebih berat dari sanksi sebelumnya. Tapi kenyataannya justru kebalikannya, orang tersebut mendapatkan sanksi yang lebih ringan. Meskipun begitu, saya tetap menghargai hasil putusan DKPP krna yang saya paham bahwa hasil putusan DKPP bersifat final dan mengikat”, Tuturnya.

Kuasa hukum 8 pps tamalate juga telah melaporkan Komisioner KPU Kota Makassar di PTUN dan proses sidang sementara berjalan.

“saksi-saksi dari pihak kami yakni pihak pengadu juga telah dimintai keterangannya, semoga bisa secepatnya bisa pembacaan putusan dan klien kami mendapatkan keadilan”, harapnya.(**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *