Indeks

Buruh Pelabuhan Makassar Diduga Panjat Kapal Demi THR, PT Pelni dan Serikat Buruh Angkat Bicara

Berita makassar

Rumipos.com, Makassar – Dugaan aksi buruh pelabuhan yang nekat memanjat dan bergelantungan di kapal demi mencari uang Tunjangan Hari Raya (THR) memicu sorotan publik. Kepala Cabang PT. Pelni Kota Makassar, Darman, menegaskan bahwa pihaknya telah membayar biaya penggunaan fasilitas kepada PT. Pelindo Makassar, sehingga seharusnya Pelindo bertanggung jawab atas kondisi di area pelabuhan.

“Jika Pelindo tidak mengakui adanya kejadian yang viral di media sosial itu, jelas salah. Kami dari PT. Pelni Cabang Makassar sudah membayar layanan di pelabuhan kepada Pelindo,” ujar Darman saat ditemui di kantornya, Rabu (19/3/2025).

Ia menjelaskan bahwa Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut (SPPAL) mengatur bahwa calon penumpang menyewa layanan Pelindo saat kapal bersandar. Termasuk di dalamnya adalah penggunaan terminal yang harus memberikan kenyamanan bagi penumpang sebelum keberangkatan.

“Kami dari PT. Pelni melayani penumpang dengan menyediakan tiket kapal, dan untuk itu, kami juga menyewa ruang terminal agar calon penumpang bisa menunggu dengan nyaman. Semua fasilitas tersebut kami bayar kepada Pelindo,” tegasnya.

Fikasianus Icang, S.H, M.H. Ketua FSP MARITIM Makassar dan Ketua DPC KSPI Kota Makassar, mengatakan bahwa, tidak ada kaitannya kesana itu yang memanjak tali kapal itu bukan Buruh Pelabuhan Makassar karena Buruh itu jelas para buruh bagasi—yang mengenakan seragam coklat dan hijau, ” Rabu (19/03/2025) Saat di temui pada Pelabuhan Makassar.

Lanjutnya bertugas mengangkat barang penumpang secara resmi melalui koperasi sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelabuhan Makassar. Namun, kebijakan baru yang dianggap membatasi ruang gerak mereka telah menurunkan pendapatan secara signifikan dan yang namanya memanjak kapal itu hanya suatu dinamika Pelabuhan saja

Hingga saat ini, pihak Pelindo Makassar belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan aksi buruh pelabuhan maupun tuntutan buruh bagasi. Kasus ini terus menjadi perhatian publik, terutama dalam memastikan keamanan dan kesejahteraan para pekerja di pelabuhan. (*)

Editor: Rumipos
Exit mobile version