rumipos.com – Jakarta – Ratusan pengemudi ojek online menggeruduk Markas Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8). Mereka menuntut transparansi polisi dalam mengusut tewasnya rekan mereka, Affan Kurniawan (21), yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat demo pada Kamis (28/8) malam.
Presiden Prabowo Subianto angkat bicara dan berjanji kasus ini akan diusut tuntas.
“Seandainya ditemukan mereka berbuat di luar kepatutan dan ketentuan yang berlaku akan kita ambil tindakan sekeras-kerasnya sesuai hukum yang berlaku,” tegas Prabowo lewat video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Massa Desak Pelaku Dihukum Berat
Galuh (42), salah satu pengemudi ojol yang ikut aksi, menuntut agar para pengemudi rantis yang melindas tubuh Affan dihukum setimpal.
“Jangan sampai dilindungi. Harus dihukum seadil-adilnya,” ucapnya kepada wartawan di lokasi.
Ia menilai tindakan aparat sudah melewati batas.
“Polisi tugasnya melindungi masyarakat, bukan malah membunuh!” tegasnya.
Di tengah aksi, sempat terjadi ketegangan antara massa dan aparat. Perwakilan Brimob kemudian keluar menemui massa, menyampaikan permintaan maaf, dan menyebut peristiwa itu “tidak disengaja.”
“Tujuh pelaku sudah ditahan di Polda Metro Jaya,” kata salah seorang perwira Brimob.
Situasi Ricuh di Depan Mako Brimob
Massa tetap mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan mendesak pembebasan sejumlah pendemo yang ditahan. Setelah sempat mereda, situasi kembali memanas sekitar pukul 14.00 WIB saat massa berusaha menerobos barikade tentara di depan Mako Brimob.
Pendemo sempat mencopot papan plang bertuliskan Brimob hingga menyalakan petasan.
“Jangan sampai kekuasaan jadi alat menindas rakyatnya sendiri!” teriak Sudarmanto (40), driver ojol lainnya.
Sekitar pukul 15.00 WIB, polisi melepaskan tembakan gas air mata dari dalam Mako Brimob. Massa panik, berlarian, dan banyak yang sesak napas serta batuk akibat terpapar gas.